Photobucket

Jumat, 29 Agustus 2008

Life with Sincerity

I wanna be sincere..
Then
, I’ll never make you paid what I did to you..

Sebelumnya..ini hanyalah hasil buah pikiranku dan aku hanya manusia biasa yang tidak kebal dan tidak pernah bermaksud untuk menggurui siapapun, atau merasa sepertinya aku adalah orang paling hebat di muka bumi. Qiqiqi. Koyok Lagu Yiruma – I’m Just a... & ”Aku bukan siapa-siapa....” (Soundtrack lain: d’Masiv – Di antara Kalian) Waakakaka.

Hidup dengan ketulusan. Apa sih maksudnya? Sesuatu yang sangat simpel dan kadang-kadang orang lupa akan hal tersebut. Tulus menurut pengertianku adalah hidup untuk apapun dengan sepenuh hati dan tanpa pamrih serta tidak memikirkan timbal baliknya.

Apa yang kita lakukan hanyalah memberi.

Istilahnya tidak ada udang di balik batu.

Tidak memikirkan untung-rugi, tidak perhitungan.

Dalam hal ini adalah bila kita membantu seseorang. Entah siapakah itu. Apakah kita melakukannya dengan tulus?

Misalnya saat kita menolong teman, apakah kita melakukannya dengan tulus, ataukah suatu saat kita ingin meminta balasan darinya?

Kemudian saat kita susah dan tidak dibantu, kita lalu kesal dan kemudian mengemukakan jasa-jasa lalu yang pernah kita perbuat padanya. Sama sekali tidak tulus.. I hate friendship like that.. Also if that happen in my family.

Sama halnya seperti kita memberi persembahan pada gereja apabila kita memikirkan nominalnya. Lebih baik kita memberi Rp.1000 tapi tulus, daripada kita memberi Rp.50.000 tapi kita tidak rela.

Namun adalah wajar bila kita manusia menginginkan balasan dari apa yang telah kita perbuat. Namun yang ditekankan di sini adalah cara berpikir kita, apakah kita mengharapkan balasan atau kita benar-benar tulus? Aku yakin bila kita tulus, maka balasan itu akan datang sendirinya walaupun kita tidak pernah mengharapkannya.

Orang yang tulus adalah orang yang jernih hatinya. Like fresh water poured in the glass.

Satu contoh umum misal kita melakukan pendekatan pada seseorang yang kita sukai, setelah melakukan pendekatan ini-itu, berkorban mati-matian, menolong saat dia butuh, memberi ini-itu, lalu ketika kita katakan perasaan padanya, dia menolak. Apa yang kamu rasakan dalam hatimu?

Pertama, hancur & sakit karena sudah melakukan banyak hal untuknya namun tak terbalas. Bahkan berpikir bunuh diri? Setelah itu memikirkan apa saja kejelekan kita, apa kekurangan kita serta sikap-sikap mengasihani diri sendiri lainnya.

Kedua, menerima dengan berbesar hati dan tidak menyesal sama sekali, karena dari awal kamu menyukainya kamu hanya ingin menjalaninya dengan tulus. Sehingga sama sekali tidak ada penyesalan di belakang. Lalu melanjutkan kehidupan.

Tentu saja aku berharap melakukan yang kedua. Walau apakah tampaknya itu hanya seperti kata-kata manis? Tidak, rasanya memang itulah yang harus dilakukan.

Lalu pada hubungan vertikal kita dengan Tuhan, pada saat kita berdoa, apakah kita melakukannya dengan tulus? Kebanyakan dari kita hanya berdoa saat susah. Kita selalu berdoa mohon sesuatu dengan memulainya dengan mengeluh pada Tuhan. Namun pada saat senang dan bahagia jarang sekali kita lalu berdoa hanya untuk mengucapkan syukur padanya, bahwa kita bahagia sudah bisa bernafas di dunia ini.

Kita sering berdoa agar permohonan kita dikabulkan, well itulah standar manusia, dan bila pada akhirnya tidak dikabulkan, kita mulai menyalahkan Tuhan.

Menurutku kalau standar illahi, berdoa dan memohonlah dengan tulus, karena dengan berdoa kita percaya dan sudah tahu bahwa Ia akan senantiasa mendengar permohonanmu. Dan jalan yang Ia selalu tawarkan selalu misterius. Ia sudah merancangnya bahkan sebelum kita menginjakkan kaki kita di dunia.

Satu lagi yang lucu adalah bila kamu selalu meminta pada Tuhan, namun kamu tidak pernah melakukan apapun untuk Tuhan. Tapi percayalah, bahwa Tuhan adalah Tuhan yang tulus, ia bahkan terus menuntunmu walaupun kamu bukan lagi orang yang percaya pada-Nya. Hal ini terjadi saat segala sesuatu berjalan indah di kehidupanmu padahal kamu tidak pernah meminta-Nya.

Percaya dan yakinlah pada Tuhanmu karena kamu tulus, bukan karena kamu selalu melayani Tuhan dengan tujuan untuk penghidupan yang berkelimpahan, walau itu adalah sesuatu yang tidak salah. Hanya saja bila tulus, kita pasti dapat melayani Tuhan selamanya. Karena kita tahu bahwa kita tidak akan meninggalkan-Nya. Apapun perasaan kita, bagaimanapun kehidupan kita. Kita selalu berada pada jalan-Nya. Well, itulah yang kupercayai saat ini. Kok koyo khotbah ae yo?

So, inilah pemikiranku akan ketulusan. Sesuatu yang sangat sederhana. Sesuatu aku ingin jadikan sebagai landasan imanku.

Jujur ae, aku bukan orang yang rajin ke gereja, sering berdoa, membaca firman Tuhan, dan hal-hal religius lainnya, tapi aku ingin hatiku tulus untuk Tuhan dan tidak pernah akan puas untuk menjadi yang lebih baik di mata Tuhan. (kok koyo jadi refleksi diri ngene?). Sekian. Thanks to my keyboard in Toshiba M100. qiqiqi.

Sabtu, 23 Agustus 2008

an acne

she's looking at me..
i'm staring my self..
and then...

I'm stuck in my web..
in the middle of chaos..
yes fuck the rule..
for the complicated damnation i dont wanna be
but i'm expect for the good respect..
when all my words doesnt matter at all for me to speak with the universe
you know what i'm talking about?
no, i dont get it.
i'm just waiting for the dawn
so, every confused moment never knock me down..
Hell yeah, Buddy..
that's the light i wanna be..
 

Nights Copyright 2009 Reflection Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez