Beberapa jam setelah aku memposting tentang petugas tol, aku mendapati kabar di koran Jawa Pos hari kamis 4 November 2008, bahwa telah terjadi kecelakaan di pintu tol waru utama, Surabaya. Bus Akas jurusan Surabaya-Malang tiba-tiba nyelonong tanpa mengambil kartu di pintu tol Waru Utama. Kendaraan pengangkut 31 orang itu pun menabrak dan menewaskan satu pegawai PT Jasa Marga bernama Heriyanto, yang tidak lain adalah seorang petugas di pintu tol. Ia setiap hari bertugas di tol porong. Rumah korban di Mojokerto, Dia selalu naik kendaraan umum dari rumahnya ke tol Porong. Kemarin lusa pukul 09.00 Heriyanto hendak mencari tumpangan ke tol Porong. Dia menunggu bus di pintu tol utama Waru. Baru tiba di tol, dia berjalan melintas di pintu atau gate nomor 5. Dari arah timur, melintas bus Akas nopol N 6404 MU yang di kemudikan Suparman, 43, warga Tujirejo, Lawang, Malang. Dengan kecepatan tinggi, bus tersebut melewati gate no 5. Tabrakan pun tak terhindarkan. Apalagi, posisi Heriyanto begitu dekat dengan pos pintu tol. Jaraknya Hanya 2,5 meter dari pos gate 5. Heriyanto yang menyeberang langsung di sambar bus. Dia tewas di tempat kejadian. Sopir bus mengaku nyelonong di pintu tol karena satu hari sebelumnya, ia sudah mengambil kartu di tol porong. Namun, kartu tersebut tidak di serahkan kepada petugas tol Waru.
Fuahh...(mengernyitkan dahi)...Alm. Heriyanto...apakah ia adalah petugas tol yang ku maksud pada postingan ku sebelumnya?? Kalau benar, maka hidupnya sungguh tragis. Aku tidak bisa berkomentar apa-apa lagi. Mungkin satu pertanyaan yang bisa ku lontarkan adalah: "Why?..."
Kamis, 04 Desember 2008
Rabu, 03 Desember 2008
Down to Earth
Life just filled up with hope..
Because not everyone can be happy in the same time..
Aku berpikir, kenapa tidak semua orang bisa bahagia? tidak bisa hidup selayaknya.. berpikir hidup ini tidak adil bagi sebagian orang. Lalu aku berpikir, mengapa aku memikirkan mereka??
Well, ini terjadi ketika aku pulang ke Surabaya jam 01.30 pagi dari Malang. Aku sampai di tol porong sekitar jam 02.30 pagi, lalu aku melihat petugas tol yang masih bekerja di pagi buta tersebut. Hmm, untuk menyambung hidup, ada juga ya orang yang bekerja seperti ini. Sudah udara di porong tidak sedap, banyak debu dan asap. Petugas itu bekerja sambil menggunakan masker penutup hidung. Apa dia tidak bosan ya, kerja sendirian di dalam pos tol tersebut, paling-paling cuma mendengarkan radio, lalu menunggu-nunggu, melihat kendaraan2 yang akan masuk tol dan memberikan kartu tol.
Segera aku tahu maksud dari semua ini. Aku sedang melihat ke bawah. Down to earth. Mengapa hidup ini tidak adil. Ada yang bekerja keras untuk menyambung hidup. Ada yang berleha-leha namun semua kebutuhan tercukupi. Selalu di ajak untuk melihat ke bawah, bahwa ada orang yang lebih menderita daripada kita. Agar kita tidak pernah lupa. Agar kita jangan sampai menjadi manusia yang sombong. Agar kita selalu bersyukur. Mungkin itulah mengapa hidup di desain seperti ini, supaya kita tidak pernah menutup mata akan hal-hal di sekitar kita.
Hmm, aku jadi ingat apa yang di lakukan ortu ku ketika aku makan di depot purnama, kawi, Malang. Papaku membayari seorang ibu yang sedang membeli gado2 di sana. orang itu sampai bingung saat ia tak perlu membayar makanan tersebut. aku sendiri heran apa yg dilakukan papaku. krn dulu tidak pernah seperti itu. Lalu kemarin, saat aku ke bon ami (lg2!!) untuk membeli roti, mamaku melihat seorang pedagang (entah jualan apa), yang sedang tertunduk lesu, menatap kosong. Lalu krn bersimpati, mamaku memberi uang 100rb (gile..). Si tukang parkir di bon ami pasti iri krn hanya dikasih seribu. ha5. Well, aku bersyukur punya ortu seperti ini. Aku yakin mereka sedang menabur kebaikan, karena suatu saat kita pasti akan menuai kebaikan pula. Itulah yang kuyakini sekarang. Bahwa kelimpahan itu untuk berbagi. Bukan untuk di simpan sendiri.
Satu yang pasti bahwa kebahagiaan dalam hidup ini bukan melulu karena materi. Tapi dari ketenangan hati. Dan ketenangan itu bisa berasal dari banyak sumber. Hmm another mellow post. wakakaka.
Because not everyone can be happy in the same time..
Aku berpikir, kenapa tidak semua orang bisa bahagia? tidak bisa hidup selayaknya.. berpikir hidup ini tidak adil bagi sebagian orang. Lalu aku berpikir, mengapa aku memikirkan mereka??
Well, ini terjadi ketika aku pulang ke Surabaya jam 01.30 pagi dari Malang. Aku sampai di tol porong sekitar jam 02.30 pagi, lalu aku melihat petugas tol yang masih bekerja di pagi buta tersebut. Hmm, untuk menyambung hidup, ada juga ya orang yang bekerja seperti ini. Sudah udara di porong tidak sedap, banyak debu dan asap. Petugas itu bekerja sambil menggunakan masker penutup hidung. Apa dia tidak bosan ya, kerja sendirian di dalam pos tol tersebut, paling-paling cuma mendengarkan radio, lalu menunggu-nunggu, melihat kendaraan2 yang akan masuk tol dan memberikan kartu tol.
Segera aku tahu maksud dari semua ini. Aku sedang melihat ke bawah. Down to earth. Mengapa hidup ini tidak adil. Ada yang bekerja keras untuk menyambung hidup. Ada yang berleha-leha namun semua kebutuhan tercukupi. Selalu di ajak untuk melihat ke bawah, bahwa ada orang yang lebih menderita daripada kita. Agar kita tidak pernah lupa. Agar kita jangan sampai menjadi manusia yang sombong. Agar kita selalu bersyukur. Mungkin itulah mengapa hidup di desain seperti ini, supaya kita tidak pernah menutup mata akan hal-hal di sekitar kita.
Hmm, aku jadi ingat apa yang di lakukan ortu ku ketika aku makan di depot purnama, kawi, Malang. Papaku membayari seorang ibu yang sedang membeli gado2 di sana. orang itu sampai bingung saat ia tak perlu membayar makanan tersebut. aku sendiri heran apa yg dilakukan papaku. krn dulu tidak pernah seperti itu. Lalu kemarin, saat aku ke bon ami (lg2!!) untuk membeli roti, mamaku melihat seorang pedagang (entah jualan apa), yang sedang tertunduk lesu, menatap kosong. Lalu krn bersimpati, mamaku memberi uang 100rb (gile..). Si tukang parkir di bon ami pasti iri krn hanya dikasih seribu. ha5. Well, aku bersyukur punya ortu seperti ini. Aku yakin mereka sedang menabur kebaikan, karena suatu saat kita pasti akan menuai kebaikan pula. Itulah yang kuyakini sekarang. Bahwa kelimpahan itu untuk berbagi. Bukan untuk di simpan sendiri.
Satu yang pasti bahwa kebahagiaan dalam hidup ini bukan melulu karena materi. Tapi dari ketenangan hati. Dan ketenangan itu bisa berasal dari banyak sumber. Hmm another mellow post. wakakaka.
Langganan:
Postingan (Atom)